Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Template

Powered by Blogger

Selasa, 22 Februari 2011

Gempa Selandia Baru


Seluruh WNI Selamat
Editor: Pepih Nugraha
Selasa, 22 Februari 2011 | 16:33 WIB


AFP PHOTO / NZ TV3 VIA SKYNEWS Gambar yang berasal TV3 Selandia Baru ini menunjukkan sebagian reruntuhan Kathedral Christchurch akibat gempa berkekuatan 6.3 yang melanda kota Christchurch, Selasa (22/2/2011). Gempa tersebut dilaporkan telah menyebabkan korban tewas, menghancurkan bangunan, serta memicu kebakaran dan membuat panik warga.




SELANDIA BARU, KOMPAS.com - Gempa berkekuatan 6,3 mengguncang Christchurch, Selandia Baru, menewaskan sedikitnya 65 jiwa. Sebagaimana dilaporkan Nana Arlina, mahasiswi Indonesia di Selandia baru di Kompasiana, tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam bencana itu.
Nana yang tinggal di Christchurch, lokasi yang paling parah terkena gempa, menulis laporan langsung sebagai berikut:
Siang ini, kami warga Christchurch, New Zealand, kembali dikejutkan dengan gempa yang menurut www.geonet.co.nz berkekuatan 6.3 SR dengan kedalam 5km di Lytellton. Memang gempa kali ini tidak sebesar gempa yang kami rasakan pada bulan Ramadhan tahun lalu (4 September 2010) yang berkekuatan 7.1 SR, namun kerusakan saat ini lebih parah dan juga memakan korban jiwa, yang hingga saat tulisan ini ditulis sudah mencapai 65 orang.
Perdana Mentri John Key dan Walikota Christchurch, Bob Parker, menyatakan kemungkinan jumlah korban jiwa akan bertambah terus karena diperkirakan ada sekitar 200 orang yang terperangkap direruntuhan.
Gempa kali ini memakan korban jiwa lebih banyak adalah karena terjadi pada siang hari, di saat banyak orang yang bekerja. Berbeda dengan gempa September tahun lalu yang terjadi pada dini hari. Bangunan-bangunan runtuh, begitu juga Cathedral Square yang merupakan ikon kota Christchurch. Canterbury Television (CTV) juga luluh lantak. Sementara itu, Bandara untuk sementara tertutup untuk penerbangan komersial karena digunakan untuk emergency services.
Mahasiswa Indonesia di Lincoln University yang berjumlah 10 orang, beserta keluarganya langsung berkoordinasi dan berkumpul bersama-sama dibeberapa tempat karena gempa susulan dengan skala 4-5 SR masih terus dirasakan. Sementara itu, mahasiswa Indonesia di University of Canterbury juga dalam keadaan selamat dan berkumpul dibeberapa tempat juga.
Jaringan telekomunikasi padat, dan sebagian besar daerah di Christchurch dalam kondisi tidak ada listrik. Hal ini diharapkan tidak berlangsung lama, karena cuaca di Christchurch berkisar antara 12-14 derajat Celcius. Saat ini, kami mahasiswa di Lincoln University berkomunikasi dengan menggunakan internet. Jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter digunakan untuk saling menanyakan kabar dan menginformasikan kondisi terakhir di kota Christchurch

0 komentar:

Posting Komentar